Secara normal gen-gen meregulasi pertumbuhan dan pembelahan sel selama siklus sel, seperti gen untuk faktor pertumbuhan beserta reseptornya dan molekul intraselular jalur persinyalan. Bila terjadi mutasi gen-gen dapat dalam sel somatik menyebabkan kanker. Pada kanker serviks agen pengubahnya sering dihubungkan dengan Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab utama kanker leher rahim. Sel kanker serviks yang diinfeksi HPV diketahui mengekspresikan 2 onkogen, yaitu E6 dan E7. Protein E6 dan E7 terbukti dapat menyebabkan sifat imortal pada kultur primer keratinosit manusia, namun sel yang imortal ini tidak bersifat tumorigenik hingga suatu proses genetik terjadi. Jadi, viral onkogen tersebut tidak secara langsung menginduksi pembentukan tumor, tetapi menginduksi serangkaian proses yang pada akhirnya dapat menyebabkan sifat kanker. Sifat immortal tersebut disebabkan karena kedua viral onkogen tersebut dapat menghambat ekspresi gen p53 yang mengendalikan apoptosis.
Saat ini terdapat 138 jenis HPV yang sudah dapat teridentifikasi, 40 di antaranya dapat ditularkan lewat hubungan seksual. Virus HPV risiko tinggi yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual adalah tipe 7, 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 68, 69, dan mungkin masih terdapat beberapa tipe yang lain. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa lebih dari 90% kanker leher rahim disebabkan oleh tipe 16 dan 18. Dari kedua tipe ini HPV 16 sendiri menyebabkan lebih dari 50% kanker leher rahim. Seseorang yang sudah terkena infeksi HPV 16 memiliki kemungkinan terkena kanker leher rahim sebesar 5%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker serviks :
a. Faktor usia. Usia terlalu tua (>35 tahun) lebih beresiko terkena kanker serviks karena tingginya akumulasi karsinogen dan menurunya kekebalan tubuh. Usia terlalu muda (<16 tahun) beresiko tinggi, karena pada usia ini mukosa serviks belum sempurna. Bila aktivitas seksual sudah terjadi pada usia ini dapat merangsang terjadinya sel kanker pada serviks.
b. Aktivitas seksual yang tinggi dan berganti pasangan sangat beresiko terkena kanker serviks.
c. Penggunaan antiseptic dan deodorant menyebabkan iritasi dapat memicu pembentukan sel kanker.
d. Merokok atau zat aditif lain yang memicu pembentukan lendir pada mukosa.
e. Riwayat penderita kutil genital.
Senin, 19 Desember 2011
Selasa, 06 Desember 2011
Apoptosis Vs Autofagi
Apoptosis adalah suatu proses kematian sel yang terprogram, diatur secara genetik, bersifat aktif, ditandai dengan adanya kondensasi chromatin, fragmentasi sel dan pagositosis sel tersebut oleh sel tetangganya. Apoptosis merupakan proses penting dalam pengaturan homeostasis normal, proses ini menghasilkan keseimbangan dalam jumlah sel jaringan tertentu melalui eliminasi sel yang rusak dan proliferasi fisiologis dan dengan demikian memelihara agar fungsi jaringan normal. Apoptosis terjadi setiap hari dalam tubuh kita. Sel dalam tubuh ada yang berproliferasi (lahir) dan ada yang mati.
Download Materi Belajarnya (format ms word)
Download Materi Belajarnya (format ms word)
Selasa, 25 Oktober 2011
Kingdom Fungi
Jamur merupakan organisme nonfotosintetik, tanpa klorofil, dan bersifat heterotrof.
Download materi belajar power point
http://www.scribd.com/doc/70109978/6-Jamur-Fungi
Download materi belajar power point
http://www.scribd.com/doc/70109978/6-Jamur-Fungi
Selasa, 18 Oktober 2011
RNA (Ribonucleat Acid)
http://www.scribd.com/doc/69302851/RNA
Bagaimana RNA dibentuk dan apa hubungannya dengan sintesis protein?
Bagaimana RNA dibentuk dan apa hubungannya dengan sintesis protein?
Minggu, 09 Oktober 2011
Rabu, 05 Oktober 2011
Senin, 26 September 2011
Siklus Hidup Plasmodium
Plasmodium merupakan protozoa parasit dari jenis sporozoa.
Plasmodium sp pada manusia menyebabkan penyakit malaria dengan gejala
demam, anemia dan spleomegali (pembengkakan spleen). Dikenal 4 (empat)
jenis plasmodium, yaitu :
1.Plasmodium vivax menyebabkan malaria tertiana (malaria tertiana begigna).
2.Plasmodium malariae menyebabkan malaria quartana
3.Plasmodium falciparum menyebabkan malaria topika (malaria tertiana maligna).
4.Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale.
Malaria menular kepada manusia melalui gigitan nyamuk Anopheles sp.
dalam siklus hidupnya. Plasmodium sp berproduksi secara sexual
(sporogoni)dan asexual (schizogon) di dalam host yang berbeda, host
dimana terjadi reproduksi sexsual, disebut host definitive sedangakn
reproduksi asexual terjadi pada host intermediate. Reproduksi sexual
hasinya disebut sporozoite sedangkan hasil reproduksi asexual disebut
merozoite.
Daur hidup Plasmodium ada dua, yaitu:
(a) Fase di dalam tubuh nyamuk (fase sporogoni)
Di dalam tubuh nyamuk ini terlihat
Plasmodium melakukan reproduksi secara seksual. Pada tubuh nyamuk, spora
berubah menjadi makrogamet dan mikrogamet, kemudian bersatu dan
membentuk zigot yang menembus dinding usus nyamuk. Di dalam dinding usus
tersebut zigot akan berubah menjadi ookinet ookista sporozoit, kemudian
bergerak menuju kelenjar liur nyamuk. Sporozoit ini akan menghasilkan
spora seksual yang akan masuk dalam tubuh manusia melalui gigitan
nyamuk.
(b) Fase di dalam tubuh manusia (fase skizogoni)
Setelah tubuh manusia terkena gigitan
nyamuk malaria, sporozoit masuk dalam darah manusia dan menuju ke
sel-sel hati. Di dalam hati ini sporozoit akan membelah dan membentuk
merozoit, akibatnya sel-sel hati banyak yang rusak. Selanjutnya,
merozoit akan menyerang atau menginfeksi eritrosit. Di dalam eritrosit,
merozoit akan membelah diri dan menghasilkan lebih banyak merozoit.
Dengan demikian, ia akan menyerang atau menginfeksi pada eritrosit
lainnya yang menyebabkan eritrosit menjadi rusak, pecah, dan
mengeluarkan merozoit baru. Pada saat inilah dikeluarkan racun dari
dalam tubuh manusia sehingga menyebabkan tubuh manusia menjadi demam.
Merozoit ini dapat juga membentuk gametosit apabila terisap oleh nyamuk
(pada saat menggigit) sehingga siklusnya akan terulang lagi dalam tubuh
nyamuk, demikian seterusnya. Coba Anda pikirkan fase apakah yang terjadi
di dalam tubuh manusia? Minggu, 25 September 2011
Sabtu, 24 September 2011
Tugas Blog
http://www.scribd.com/doc/66225393/Tugas-IT-Sakti-Yonni-PUrba
Dosen : DR. Rachmat Mulyana, MSi
Dosen : DR. Rachmat Mulyana, MSi
Kamis, 22 September 2011
Sabtu, 17 September 2011
Membrane Communitation
Materi Kuliah Pascasarjana Unimed-Medan
Dosen : Prof. Herbert Sipahutar, PhD (My Favorite Lecture)
http://www.scribd.com/doc/65279883/Membrane-Communication
Dosen : Prof. Herbert Sipahutar, PhD (My Favorite Lecture)
http://www.scribd.com/doc/65279883/Membrane-Communication
Jumat, 16 September 2011
MEDICAL CHECK UP PRANIKAH
Pernikahan merupakan suatu
peristiwa kehidupan yang membahagiakan. Begitu indah dan istimewanya pernikahan
bagi calon mempelai, sehingga peristiwa tersebut akan dipersiapkan secara
sungguh-sungguh. Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada calon mempelai untuk
memasukkan kegiatan pemeriksaan kesehatan sebelum pernikahan (Medical Check
Up Pra Nikah) ke dalam rangkaian persiapan pernikahan. Di kalangan
masyarakat Indonesia, pemeriksaan kesehatan sebelum pernikahan belum biasa
dilakukan. Menelusuri riwayat kesehatan keluarga, terutama keluarga calon
pasangan masih dianggap hal yang tabu. Selain itu, adanya rasa takut dari calon
mempelai akan adanya pembatalan pernikahan seandainya dari pemeriksaan
ditemukan penyakit atau kelainan tertentu.
Dahulu pemeriksaan kesehatan
pra nikah dapat menyinggung perasaan calon besan atau calon mertua, dianggap
sebuah pemborosan karena memerlukan biaya lumayan besar, juga dikhawatirkan akan mengganggu kelancaran
acara pernikahan apabila hasil tes kesehatan menunjukkan adanya kelainan yang
cukup serius pada kesehatannya. Namun demikian, saat ini di masyarakat kita
mulai terdapat kecenderungan bahwa persiapan kesehatan sebelum menikah
dimasukkan dalam agenda rangkaian acara pernikahan, sehingga tes kesehatan pra
nikah menjadi sebuah kebutuhan baru. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum
menikah memiliki beberapa keuntungan, yaitu: untuk mengetahui kondisi kesehatan
secara umum, apabila terdapat permasalahan bisa segera ditangani, secara tidak
langsung membantu kesiapan mental calon pasangan dan membantu pasangan dan
keluarganya untuk menerima secara utuh keberadaan masing-masing calon mempelai.
Menurut WHO (World Health Organization), keluarga yang berkualitas
adalah keluarga yang harmonis, yaitu keluarga yang sehat dalam arti fisik,
psikologis, sosial, spritual. Karena itu disarankan untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan sebelum memasuki jenjang pernikahan guna mewujudkan keluarga yang
berkualitas. Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah sebenarnya calon
pasangan telah melakukan tindakan preventif terutama terhadap kemungkinan
adanya masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan)
masing-masing. Dengan mengetahui sedini mungkin kondisi masing-masing maka
tentu akan lebih mudah bagi mereka dalam upaya melakukan pencegahan yang
mungkin bisa menyebabkan keguguran atau malah kelainan bagi keturunan serta
masalah-masalah kesehatan lainnya. Tidak ada kepastian yang ketat soal waktu,
akan tetapi idealnya, pemeriksaan kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan
sebelum dilangsungkan pernikahan. Pertimbangannya, jika ada sesuatu masalah
pada hasil pemeriksaan kesehatan kedua calon mempelai, masih ada cukup waktu untuk
konseling atau pengobatan terhadap penyakit yang diderita.
Jenis pemeriksaan kesehatan pra nikah
Pemeriksaan darah, berguna untuk melihat adanya
kelainan-kelainan yang berpotensi buruk, seperti: perbedaan rhesus. Rhesus
adalah sebuah penggolongan atas ada atau tiadanya substansi antigen-D pada
darah. Rhesus positif berarti ditemukan antigen-D dalam darah dan rhesus
negatif berarti tidak ada antigen-D. Umumnya, bangsa Asia memiliki rhesus
positif, sedangkan masyarakat Eropa ber-rhesus negatif. Terkadang, suami istri
tidak tahu rhesus darah pasangannya, padahal perbedaan rhesus bisa memengaruhi kualitas
keturunan. Jika seorang perempuan rhesus negatif menikah dengan laki-laki
rhesus positif, bayi pertama mereka memiliki kemungkinan ber-rhesus negatif
atau positif. Jika bayi memiliki rhesus negatif, tidak bermasalah. Tetapi, bila
buah hati ber-rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan berikutnya.
Bila ternyata pada kehamilan kedua, janin yang dikandung berrhesus positif, hal
ini bisa membahayakan. Antibodi anti-rhesus ibu dapat memasuki sel darah merah
janin dan mengakibatkan kematian janin. Sebaliknya, tidak masalah jika sang ibu
berrhesus positif dan si ayah negatif. Tes darah juga dapat memeriksa apakah
calon pasangan menderita penyakit hepatitis B. Pemeriksaan Infeksi Saluran
Reproduksi atau Infeksi Menular Seksual (ISR/IMS), yaitu pemeriksaan untuk
menghindari adanya penularan penyakit yang ditimbulkan akibat hubungan seksual,
seperti sifilis (penyakit raja singa), gonore (gonorrhea, kencing nanah), Human
Immunodeficiency Virus (HIV, penyebab AIDS). Pemeriksaan penyakit keturunan untuk
mengetahui kemungkinan penyakit yang bisa diturunkan secara genetis kepada
anak, seperti talasemia (kelainan darah yang disebabkan tidak optimalnya
produksi sel darah merah), hemofilia (kelainan darah yang membuat darah sulit
membeku), dan albino (kekurangan pigmen kulit sehingga warna kulit menjadi
putih pucat). Pemeriksaan kesehatan yang tidak kalah pentingnya yaitu kesehatan
reproduksi.
Kendala pelaksanaaan
pemeriksaan kesehatan pra nikah
Pemahaman akan pentingnya
pemeriksaan kesehatan pra nikah bagi kebanyakan calon pasangan suami istri
masih dirasakan kurang di Indonesia. Hal ini terkait antara lain dengan tingkat
pendidikan dan pendapatan mayoritas masyarakat Indonesia yang masih rendah. Namun
juga, sosialisasi tentang pentingnya pelaksanaan pemeriksaan kesehatan pra
nikah kepada masyarakat masih sangat kurang . Banyak anggapan bahwa pemeriksaan
kesehatan pra nikah hanyalah pemborosan karena memakan biaya yang tidak
sedikit. Kuatnya pengaruh budaya serta dogma agama masih juga menjadi kendala
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah. Misalnya pandangan yang
mengatakan bahwa jodoh ditentukan oleh Tuhan, jadi apapun resikonya harus
dihadapi dan disyukuri.
Bila hasil pemeriksaan
kesehatan pra nikah ternyata menggoyahkan jalinan cinta yang telah dibina,
tentu saja yang patut disalahkan bukanlah pemeriksaan kesehatan itu. Dengan
menjalani pemeriksaan kesehatan pra nikah bukan berarti
meragukan calon pasangan. Bukankah pencegahan jauh lebih baik dari pada
pengobatan ?
Kamis, 25 Agustus 2011
Pertumbuhan Dan Perkembangan
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Makhluk hidup berbeda dengan benda mati karena cara mereka tumbuh.
Benda-benda yang tidak hidup hanya dapat tumbuh dengan pertambahan,
yaitu dengan menambahkan suatu massa yang terdiri dari zat yang sama kepada volume yang sudah ada. Dengan cara ini sungai memperbesar ukurannya ketika anak-anak sungai bermuara ke dalamnya. Suatu tetesan air beku menjadi lebih besar ketika lebih banyak air ditambahkan pada inti es dan kemudian turut membeku. Akan tetapi,
air dari sungai yang membesar dan dari untaian es itu sama sekali tidak berubah,
air itu masih tetap air. Tidak demikian halnya pada makhluk hidup, misalnya
seorang anak berkembang dengan memasukkan ke dalam tubuhnya makanan yang secara kimia berbeda dengan dirinya sendiri, kemudian mengubah makanan ini secara kimia dan membuatnya menjadi bagian dari tubuhnya sendiri. Kenaikan berat badan
pada seorang anak yang sedang tumbuh disebabkan oleh makanannya yang
terdiri dari susu, telur, roti, dan daging.
Akan tetapi, makanan-makanan ini telah diubah sedemikian rupa sehingga kalian
akan sia-sia kalau berusaha mencari partikel-partikel kecil makanan di dalam
otot lengan atas atau otot betisnya.
Pertumbuhan adalah proses kenaikan massa dan volume yang irreversibel (tidak kembali ke asal) karena adanya tambahan substansi dan perubahan bentuk yang terjadi selama proses tersebut. Selama pertumbuhan terjadi pertambahan jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna. Perkembangan tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif. Perkembangan merupakan proses yang berjalan sejajar dengan pertumbuhan. Pertumbuhan pada tumbuhan terutama terjadi pada jaringan meristem (ujung akar, ujung batang, dan ujung kuncup). Tumbuhan monokotil tumbuh dengan cara penebalan karena tidak mempunyai kambium, sedangkan tumbuhan dikotil pertumbuhan terjadi karena
adanya aktivitas kambium. Kambium memegang peranan penting untuk pertumbuhan diameter batang. Kambium tumbuh ke dalam membentuk xilem (kayu), ke arah luar membentuk floem. Dalam pertumbuhan dan perkembangan terjadi pembelahan sel,
pemanjangan sel dan diferensiasi sel.
Secara ringkas perhatikan ringkasan berikut!
Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan:
Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan
Aktivitas pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif. Pada tanaman kecepatan pertumbuhan dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut busur tumbuh atau auksanometer.
Tumbuhnya tanaman melalui beberapa tahapan. Tahapan-tahapan pertumbuhan tanaman, yaitu sebagai berikut:
1. Perkecambahan
Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang). Faktor yang mempengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen, dan suhu.
Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu:
a. Perkecambahan epigeal
Hipokotil memanjang sehingga plumula dan kotiledon ke permukaan tanah dan kotiledon melakukan fotosintesis selama daun belum terbentuk. Contoh: perkecambahan kacang hijau.
b. Perkecambahan hipogeal
Epikotil memanjang sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah, sedangkan kotiledon tertinggal dalam tanah. Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum).
2. Pertumbuhan Primer
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem primer. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.
3. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem sekunder. Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan kambium yang bersifat meristematik kembali. Ciri-ciri jaringan meristematik ini adalah mempunyai dinding yang tipis, bervakuola kecil atau tidak bervakuola, sitoplasma pekat dan selselnya belum berspesialisasi. Ketika pertumbuhan berlangsung secara aktif, sel-sel meristem membelah membentuk
sel-sel baru. Sel-sel baru yang terbentuk itu pada awalnya rupanya sama, tetapi
setelah dewasa, sel-sel tadi berdiferensiasi menjadi jaringan lain.
Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu:
a. Jaringan meristem apex
Jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang, yang berfungsi untuk
mewujudkan pertumbuhan primer.
b. Jaringan meristem lateral
Jaringan ini dapat membentuk pertumbuhan sekunder. Contoh yang sering kita temukan adalah kambium, jaringan ini dapat menumbuhkan pertumbuhan lateral atau menambah diameter dari bagian tumbuhan.
Kambium didapatkan pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Contoh yang lain adalah kambium gabus yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan berkayu atau pada bagian tumbuhan yang kena luka.
Aktivitas kambium dipengaruhi oleh keadaan suatu iklim, sehingga sel-sel kayu yang terbentuk pada musim penghujan berukuran besar, dan sel-sel yang terbentuk di musim kemarau berukuran kecil-kecil.
Pertumbuhan ini terjadi pada tumbuhan Dicotyledoneae dan Gymnospermae.
Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder, yang meliputi:
a. Kambium gabus (felogen)
Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus. Jaringan gabus berperan sebagai pelindung, yaitu menggantikan fungsi epidermis yang mati dan terkelupas, juga merupakan bagian dari jaringan sekunder yang disebut periderm.
b. Kambium fasis
Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem sekunder ke arah luar, selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-deret menurut arah jari-jari dari bagian xilem ke bagian floem yang disebut jari-jari empulur. Bagian xilem lebih tebal dari pada bagian floem karena kegiatan kambium ke arah dalam lebih besar daripada kegiatan ke arah luar.
c. Kambium interfasis
Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur. Tumbuhan monokotil yang tidak mempunyai kambium, tumbuh dengan cara penebalan. Tetapi pada umumnya, pertumbuhan terjadi karena adanya peningkatan banyaknya dan ukuran sel. Pertumbuhan pada tumbuhan dikotil yang berkayu menyangkut kedua aktivitas tersebut, sel-sel baru yang kecil yang dihasilkan kambium dan meristem apikal,
kemudian sel-sel ini membesar dan berdifferensiasi.
4. Pertumbuhan Terminal
Terjadi pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang aktif tumbuh. Terdapat 3 daerah (zona) pertumbuhan dan perkembangan.
a. Daerah pembelahan (daerah meristematik)
Merupakan daerah yang paling ujung dan merupakan tempat terbentuknya sel-sel baru. Sel-sel di daerah ini mempunyai inti sel yang relatif besar, berdinding tipis, dan aktif membelah diri.
b. Daerah pemanjangan
Merupakan daerah hasil pembelahan sel-sel meristem. Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya sehingga menjadi bagian dari daerah perpanjangan. Ukuran selnya bertambah beberapa puluh kali dibandingkan sel-sel meristematik.
c. Daerah diferensiasi
Merupakan daerah yang terletak di bawah daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini umumnya mempunyai dinding yang menebal dan beberapa di antaranya mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan empulur. Sel yang lain berdiferensiasi menjadi jaringan parenkim, jaringan penunjang, dan jaringan pengangkut (xilem dan floem).
HASIL PRAKTIKUM STURKTUR JARINGAN TUMBUHAN
Penampang melintang batang bayam.
Penampang melintang batang Jagung (Zea mays)
Penampang melintang akar jagung
Penampang melintang daun Jagung (Zea mays)
Rabu, 24 Agustus 2011
Teknik Kultur Jaringan
1. Sifat Totipotensi pada Tumbuhan
Sel tumbuhan mempunyai kemampuan untuk tumbuh menjadi tanaman yang sempurna bila diletakkan dalam lingkungan yang sesuai. Kemampuan semacam itu dinamakan totipotensi. Totipotensi dikembangkan sebagai dasar dalam pengembangan tumbuhan secara invitro atau kultur jaringan.
Kultur berarti budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama karena itu kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman baru yang mempunyai sifat seperti induknya. Sedangkan budidaya tanaman yang dilaksanakan dalam suatu wadah (kontainer) atau botol-botol dengan media khusus dan alat-alat serba steril dinamakan invitro.
Tanaman-tanaman yang direkayasa reproduksi melalui kultur jaringan umumnya tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi seperti anggrek, tembakau, karet, cokelat dan kopi.
2. Beberapa Teknik Kultur Jaringan
a. Meristem culture, budidaya jaringan dengan menggunakan eksplan dari jaringan muda atau meristem.
b. Pollen culture/anther culture, menggunakan eksplan dari pollen atau benang sari.
c. Protoplas culture, menggunakan eksplan dari protoplas.
d. Chloroplas culture, menggunakan kloroplas untuk keperluan fusi protoplas.
e. Somatic cross (bilangan protoplas/fusi protoplas), menyilangkan dua macam protoplas, kemudian dibudidayakan hingga menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat baru.
3. Manfaat Teknik Kultur Jaringan
Beberapa manfaat teknik kultur jaringan adalah sebagai berikut:
a. Untuk menghasilkan tanaman baru dalam jumlah besar dalam waktu singkat dengan sifat dan kualitas sama dengan induknya.
b. Mendapatkan tanaman yang bebas dari virus dan penyakit.
c. Menciptakan varietas baru, yaitu dengan cara menggabungkan plasma dari sel-sel yang berbeda dalam satu spesies lalu menumbuhkannya melalui kultur jaringan.
d. Melestarikan jenis tanaman yang hampir punah.
e. Mempertahankan keaslian sifat-sifat tanaman.
Langganan:
Postingan (Atom)