Senin, 19 Desember 2011

Mekanisme terjadinya kanker serviks

Secara normal gen-gen meregulasi pertumbuhan dan pembelahan sel selama siklus sel, seperti gen untuk faktor pertumbuhan beserta reseptornya dan molekul intraselular jalur persinyalan. Bila terjadi mutasi gen-gen dapat dalam sel somatik menyebabkan kanker. Pada kanker serviks agen pengubahnya sering dihubungkan dengan Human Papilloma Virus (HPV) sebagai penyebab utama kanker leher rahim. Sel kanker serviks yang diinfeksi HPV diketahui mengekspresikan 2 onkogen, yaitu E6 dan E7. Protein E6 dan E7 terbukti dapat menyebabkan sifat imortal pada kultur primer keratinosit manusia, namun sel yang imortal ini tidak bersifat tumorigenik hingga suatu proses genetik terjadi. Jadi, viral onkogen tersebut tidak secara langsung menginduksi pembentukan tumor, tetapi menginduksi serangkaian proses yang pada akhirnya dapat menyebabkan sifat kanker. Sifat immortal tersebut disebabkan karena kedua viral onkogen tersebut dapat menghambat ekspresi gen p53 yang mengendalikan apoptosis.

Saat ini terdapat 138 jenis HPV yang sudah dapat teridentifikasi, 40 di antaranya dapat ditularkan lewat hubungan seksual. Virus HPV risiko tinggi yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual adalah tipe 7, 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 68, 69, dan mungkin masih terdapat beberapa tipe yang lain. Beberapa penelitian mengemukakan bahwa lebih dari 90% kanker leher rahim disebabkan oleh tipe 16 dan 18. Dari kedua tipe ini HPV 16 sendiri menyebabkan lebih dari 50% kanker leher rahim. Seseorang yang sudah terkena infeksi HPV 16 memiliki kemungkinan terkena kanker leher rahim sebesar 5%.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker serviks :
a. Faktor usia. Usia terlalu tua (>35 tahun) lebih beresiko terkena kanker serviks karena tingginya akumulasi karsinogen dan menurunya kekebalan tubuh. Usia terlalu muda (<16 tahun) beresiko tinggi, karena pada usia ini mukosa serviks belum sempurna. Bila aktivitas seksual sudah terjadi pada usia ini dapat merangsang terjadinya sel kanker pada serviks. b. Aktivitas seksual yang tinggi dan berganti pasangan sangat beresiko terkena kanker serviks. c. Penggunaan antiseptic dan deodorant menyebabkan iritasi dapat memicu pembentukan sel kanker. d. Merokok atau zat aditif lain yang memicu pembentukan lendir pada mukosa. e. Riwayat penderita kutil genital.

Selasa, 06 Desember 2011

Apoptosis Vs Autofagi

Apoptosis adalah suatu proses kematian sel yang terprogram, diatur secara genetik, bersifat aktif, ditandai dengan adanya kondensasi chromatin, fragmentasi sel dan pagositosis sel tersebut oleh sel tetangganya. Apoptosis merupakan proses penting dalam pengaturan homeostasis normal, proses ini menghasilkan keseimbangan dalam jumlah sel jaringan tertentu melalui eliminasi sel yang rusak dan proliferasi fisiologis dan dengan demikian memelihara agar fungsi jaringan normal. Apoptosis terjadi setiap hari dalam tubuh kita. Sel dalam tubuh ada yang berproliferasi (lahir) dan ada yang mati.

Download Materi Belajarnya (format ms word)